Energi menjadi persoalan yang semakin berat akhir-akhir ini karena sumber energi yang sekarang banyak dipakai semakin menipis dan tidak bisa diperbaharui juga kebanyakan energi yang dimanfaatkan baik yang lama ataupun yang baru pada umumnya berpengaruh negative pada lingkungan hidup. Namun demikian, Negara berkembang seperti Indonesia banyak membutuhkan energi untuk meningkatkan kesejahteraan.Ada dua hal yang menonjol ketika kita mengamati pemakaian energi oleh manusia.
Pertama, taraf pemakaian energi seperti gas dan BBM selalu cenderung meningkat terus dengan meningkatnya peradaban teknologi dan jumlah penduduk. Kedua, jenis energi yang dipakai berubah dalam berbagai tahap perkembangan tersebut.Pemakaian energi tiap orang tiap hari dalam sejarah manusia, menurut jenis peradaban maupun keperluan adalah sebagai berikut :
Peradaban primitive, dimulai sekitar 1 juta tahun yang lalu hanya mendapat energi dari makanan belaka, sebesar 2000 kcal/orang.
Orang pemburu, selain makan juga membutuhkan kayu bakar untuk memasak ataupun pemanasan (5000 kcal/orang)
Pertanian primitif menambahkan energi hewan untuk bercocok tanam (12000 kcal/orang)
Pertanian maju (muncul di Eropa sekitar 1400 Masehi) menambahkan energi angina dan air dan mulai menggunakan batubara untuk pemanasan (26000 kcal/orang)
Peradaban industrial (mulai di Eropa pada akhir abad 19) dengan adanya mesin uap sebagai sumber energi (77000 kcal/orang)
Peradaban modern menggunakan juga Listrik, mesin pembakaran intern (mesin bensin), turbin uap dan seterusnya untuk memperoleh energi (230000 kcal/orang sudah termasuk energi untuk menghasilkan barang-barang dan konsumsi setiap orang)
Ternyata manusia modern di kota banyak menggunakan energi kira-kira 10 sampai 20 kali jika dibandingkan dengan orang desa di Indonesia (pertanian primitif sampai maju)Mengenai pemanfaatan berbagai sumber energi mulai masa prasejarah sampai pada akhir abad 20 adalah sebagian besar berasal dari energi teknis, yaitu energi yang tidak berasal dari tenaga manusia atau tenaga hewan. Bila pada awal abad ke-20 lebih dari 90% energi teknis diperoleh dari batubara. Dengan semakin majunya teknologi dan sarana transportasi, serta lebih tinggi nilai panas persatuan berat dari minyak bumi maka peranan minyak bumi semakin besar dan pada pertengahan tahun 70-an abad ke-20, minyak bumi menempati urutan pertama dengan lebih kurang 53%, batubara kira-kira 24%, gas alam hampir 18%, kemudian sebagian kecil tenaga air, disusul tenaga nuklir dan panas bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar